Karya Tulis Ilmiah
Informasi Detail koleksi
TINGGI BADAN IBU DAN BERAT BADAN LAHIR BAYI TERHADAP KEJADIAN PANJANG BADAN KURANG BADUTA DI DESA TAMBAKASRI KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG
Prodi | : PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI MALANG |
Pengarang | : Ajeng Rahayuningtyas |
Dosen Pembimbing | : Sugeng Iwan Setyobudi, STP., M.Kes |
Klasifikasi/Subjek | : , Panjang Badan Kurang, Tinggi Badan Ibu Hamil, Berat Badan Lahir |
Penerbitan | : , Malang: 2016. |
Bahasa | : Indonesia |
PENYIMPANAN | |
Lokasi | : PUSAT-27-A- |
Jumlah | : 0 |
Abstraksi
ABSTRAK Ajeng Rahayuningtyas, 2016. Tinggi Badan Ibu Dan Berat Badan Lahir Bayi Terhadap Kejadian Panjang Badan Kurang Baduta Di Desa Tambakasri Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang. Karya Tulis Ilmiah, Program Studi DIII Malang. (Pembimbing : Sugeng Iwan Setyobudi, STP., M.Kes.) Panjang badan kurang merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan indikator tinggi badan menurut umur. Indikator TB/U memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tinggi badan ibu dan berat badan bayi lahir terhadao kejadian panjang badan kurang baduta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dan menggunakan uji odds ratio. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu dengan anak baduta usia 0 – 24 bulan yang tinggal di Desa Tambakasri, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang yang berjumlah 38 responden. Pengambilan data tinggi badan ibu dan berat badan lahir bayi dengan metode observasi pada KMS, dan status gizi (TB/U) dengan pengukuran langsung. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 45% baduta mengalami panjang badan kurang, baduta yang tidak mengalami riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 82%, dan ibu dengan tinggi badan normal (>150 cm) sebesar 71%. Dari hasil uji statistik diketahui BBL bayi (OR = 10,91 ; 95%CI : 1,54 - 77,42) dan tinggi badan ibu hamil (OR = 10,69; 95%CI : 2,1 – 53,3) menjadi faktor resiko terhadap kejadian panjang badan kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara tinggi badan ibu dan berat badan lahir bayi, tidak ada hubungan antara berat badan lahir bayi dan status gizi baduta, tidak ada hubungan antara tinggi badan ibu dan status gizi baduta. Ibu pendek dan melahirkan bayi tidak BBLR sebanyak 6 orang (15,8%), ibu dengan tinggi badan normal yang melahirkan bayi BBLR sebanyak 2 orang (5,3%), baduta yang lahir dengan riwayat BBLR dan memiliki panjang badan normal sebanyak 1 baduta (2,6%), baduta yang tidak memiliki riwayat BBLR dan memiliki panjang badan kurang sebanyak 11 baduta (29%), Ibu pendek yang memiliki anak dengan panjang badan normal sebanyak 2 ibu (5,3%), ibu dengan tinggi badan normal yang memiliki anak dengan panjang badan kurang sebanyak 8 ibu (21%). Berdasarkan hal tersebut diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Malang untuk melakukan edukasi kepada ibu hamil denga media booklet, bagi mahasiswa diharapkan dapat menambah wawasan mengenai kemungkinan terjadinya pengaruh tinggi badan ibu dan berat badan lahir bayi terhadap kejadian panjang badan, bagi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang perbaikan gizi pada baduta sehingga dapat memperkecil prevalensi angka kejadian panjang badan kurang Kata Kunci : 0 – 24 bulan, Panjang Badan Kurang, Tinggi Badan Ibu Hamil, Berat Badan Lahir